Membantupekerjaan orangtua di dalam rumah tanpa di suruh; Membantu kakak atau adik yang sedang membutuhkan bantuan; Menjaga ketenangan saat jam tidur; Mendengarkan dan menjalankan nasihat orangtua; Toleransi di lingkungan sekolah. Penerapan sikap toleransi dalam sekolah, yakni: Tidak membuat gaduh suasana sekolah; Menghargai perbedaan pendapat teman; Mematuhi tata tertib sekolah; Mengahrgai teman yang sedang beribadah
Nilainilai yang diajarkan sejak dini di lingkungan keluarga merupakan salah satu aspek yang menentukan karakter serta pandangan kita terhadap dunia luar. Menurut Hornby, 1995 (dalam Hornby dan Witte, 2010) keterlibatan aktif dan dukungan keluarga diidentifikasi sebagai kunci kesuksesan program pendidikan inklusif sejak dini.
ï»żSebutkanContoh Penerapan Norma Di Lingkungan Negara. Contoh dari norma agama dalam kehidupan masyarakat, antara lain; Oleh dosenppkn diposting pada 27 januari 2022. Norma adalah suatu kesepakatan dalam bentuk aturan untuk membatasi perilaku masyarakat. Setiap warga negara yang hidup berdampingan dengan warga negara lainnya wajib mengikuti
Pendidikaninklusi di sekolah dasar perlu mendapatkan perhatian lebih mengingat siswa sekolah dasar yang masih perlu perhatian intensif dari pendidik ditambah dengan kehadiran siswa berkebutuhan
Vay Tiá»n Nhanh Chá» Cáș§n Cmnd Nợ Xáș„u.
Inklusif â Grameds pasti sering mendengar atau membaca kata âinklusifâ, baik di media massa maupun melalui poster yang tertempel di suatu tempat. Biasanya, kata âinklusifâ ini disematkan pada ajakan untuk masyarakat supaya mau merangkul dan menghormati adanya perbedaan. Berhubung negara kita ini adalah multikultural, sehingga tentu saja ajakan untuk menciptakan lingkungan yang inklusif sangat penting keberadaannya. Keberadaan lingkungan inklusif ini juga diterapkan dalam sebuah konsep pendidikan yang sekaligus didukung oleh negara melalui Undang-Undang Dasar. Lalu sebenarnya, apa sih maksud dari inklusif itu? Bagaimana penerapannya dalam konsep pendidikan yang telah dicanangkan oleh negara ini? Nah, supaya Grameds tidak bingung, yuk simak ulasan berikut ini! Pengertian InklusifManfaat InklusifKonsep PendidikanSejarah Perkembangan PendidikanImplikasi Manajerial Pendidikan InklusifTujuan Pendidikan InklusifPrinsip Dasar Pendidikan InklusifPro dan Kontra PendidikanPro PendidikanKontra Pendidikan Kata âinklusifâ berasal Bahasa Inggris, yaitu âInclusionâ yang berarti mengajak masukâ atau mengikutsertakanâ. Sementara itu, lawan kata dari âinklusifâ ini adalah âeksklusifâ yang berarti mengeluarkanâ atau memisahkan. Apabila melihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, kata ini memiliki definisi berupa termasukâ dan teritungâ. Nah, dapat disimpulkan bahwa âinklusifâ adalah upaya untuk menerima sekaligus berinteraksi dengan orang lain meskipun orang tersebut memiliki perbedaan dengan diri kita. Singkatnya, hal ini hampir sama dengan toleransi yang mana harus diterapkan dalam masyarakat multikultural. Sikap ini secara tidak langsung mengajak kita untuk memahami permasalahan yang dialami oleh orang lain, sehingga kita tidak asal men-judge saja. Maka dari itu, sikap ini dapat diterapkan di masyarakat multikultural, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Contoh sederhana dari sikap ini misalnya menghormati seseorang yang lebih tua, menghargai waktu ibadah orang lain, dan masih banyak lainnya. Keberadaan sikap inklusif seharusnya diajarkan oleh keluarga dan sekolah sejak dini, supaya dapat âmenempelâ hingga dewasa. Sebab nanti ketika sudah dewasa, kita akan bertemu banyak orang dengan perbedaan etnis, budaya, latar belakang, status, hingga pola pikir, sehingga kita harus menghargai adanya perbedaan-perbedaan tersebut. Penerapan sikap ini sebenarnya sederhana, bahkan mungkin saja Grameds sering melakukannya tetapi tidak mengetahui bahkan tindakan tersebut adalah termasuk pada sikap inklusif. Berikut adalah beberapa contoh penerapan dari sikap ini dalam kehidupan sehari-hari. Melakukan gotong royong untuk membersihkan desa atau kompleks perumahan. Berteman dengan semua orang tanpa melihat suku, ras, maupun agama mereka. Tidak asal menggurui orang lain yang tengah tertimpa masalah dan musibah. Memberikan kursi prioritas untuk lansia dan ibu hamil ketika naik transportasi umum. Membantu menyeberangkan lansia di jalan. Tidak mengejek budaya dan tradisi lain, meskipun bagi kita itu tampak âasingâ. Tidak asal berbicara kasar ketika mengobrol dengan orang lain. Bersikap ramah pada semua orang, tidak hanya orang-orang tertentu saja. Manfaat Inklusif Penerapan sikap ini tentu saja memberikan beragam manfaat kepada kita, terutama yang hidup di tengah-tengah masyarakat multikultural. Bahkan sebisa mungkin, sikap ini harus diajarkan sejak dini. Jika Grameds mempunyai anak, adik, maupun keponakan yang umurnya masih kecil, sangat penting untuk mengajarkan sikap ini kepada mereka ya⊠Nah, berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari upaya penerapan sikap inklusif dalam kehidupan sehari-hari. Mengurangi adanya sikap diskriminatif, sebab pada dasarnya semua manusia itu memiliki kedudukan yang sama dan tidak boleh dibeda-bedakan. Dapat menghargai diri sendiri sekaligus orang lain yang memiliki perbedaan dengan kita. Turut mengembangkan masyarakat dengan pola pikir terbuka dan cerdas. Mengembangkan produktivitas guna membangun kehidupan yang lebih baik. Mengetahui adanya hambatan pada masalah sosial. Sebagai sikap menghargai adanya perbedaan budaya dan tradisi yang ada di lingkungan sekitar. Konsep Pendidikan Perlu Grameds ketahui bahwa sikap ini telah diterapkan dalam sebuah konsep pendidikan yang mana dicanangkan sendiri oleh negara kita. Yap, istilah pendidikan ini sebenarnya dicetuskan oleh pihak UNESCO yang kemudian dikumandangkan oleh banyak negara-negara di dunia, salah satunya adalah Indonesia. Pada dasarnya, pendidikan inklusif ini bersifat ramah anak, sebab sasarannya adalah para anak-anak yang berkebutuhan khusus supaya mereka tetap dapat belajar di sekolah sama seperti anak-anak lainnya. Istilah pendidikan inklusif atau pendidikan inklusi ini dicetuskan oleh pihak UNESCO United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization alias Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa dengan jargonnya berupa Education for All. Maksudnya, pendidikan ini harus ramah untuk semua orang dan menjangkau semua orang tanpa terkecuali. Semua orang memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam memperoleh manfaat yang maksimal dari pendidikan. Hak dan kesempatan tersebut tidak dibedakan-bedakan berdasarkan fisik, mental, sosial, emosional, bahkan status sosial ekonominya, sehingga semua orang siapapun itu boleh mengakses pendidikan. Nah, hal tersebut tentu saja sejalan dengan filosofi pendidikan nasional negara kita ini, yang mana tidak membatasi akses para peserta didik untuk bersekolah dengan latar belakang apapun. Istilah âinklusifâ pada pendidikan inklusif ini tidak hanya condong pada mereka yang memiliki kebutuhan khusus saja, melainkan semua anak. Menurut seorang profesor pendidikan inklusif dari Universitas Syracuse bernama Sapon Shevin menyatakan bahwa pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mensyaratkan anak berkebutuhan khusus untuk belajar di sekolah-sekolah terdekat bersama teman-teman seusianya. Biasanya, lembaga pendidikan sekolah yang menyelenggarakan sekolah ini mampu menampung semua murid untuk berada di kelas yang sama. Sekolah ini nantinya juga akan menyediakan program pendidikan yang layak dan menantang, tetapi tetap disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan dari setiap muridnya. Tidak hanya itu saja, sekolah inklusif juga memberikan bantuan dan dukungan dari para guru supaya anak-anak didiknya berhasil. Atas dasar itulah, konsep pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Penyelenggaraan sekolah ini bertujuan supaya semua anak dapat mengakses pendidikan seluas-luasnya tanpa diskriminasi. Berhubung pendidikan inklusif ini âmenyatukanâ anak berkebutuhan khusus dan anak reguler, maka pihak sekolah yang menyelenggarakannya juga harus menyesuaikan kebutuhan peserta didik, mulai dari kurikulum, sarana pendidikan, hingga sistem pembelajarannya. Untuk tenaga pendidik, diusahakan adalah mereka yang terlatih dan profesional di bidangnya supaya dapat menyusun program pendidikan secara objektif. Sejarah Perkembangan Pendidikan Awal mula keberadaan pendidikan inklusif ini adalah di negara-negara Skandinavia yakni di Denmark, Swedia, dan Norwegia. Kala itu pada tahun 1960-an, Presiden Amerika Serikat, Kennedy mengirimkan pakar-pakar Pendidikan Luar Biasa ke Scandinavia untuk mempelajari mainstreaming dan Least Restrictive Environment, yang ternyata cocok untuk diterapkan di Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1991, di Inggris mulai memperkenalkan adanya konsep pendidikan inklusif ini yang awalnya adalah segregatif ke integratif. Segregatif adalah pemisahan kelompok ras atau etnis secara paksa. Tuntutan akan penyelenggaraan pendidikan inklusif untuk diterapkan di seluruh dunia ini semakin direalisasikan sejak diadakannya sebuah konferensi dunia mengenai hak anak pada tahun 1989. Selanjutnya pada tahun 1991 juga, di Bangkok, Thailand, berhasil mendeklarasikan kampanye âEducation for Allâ. Dalam konferensi dan kampanye tersebut mengikat semua anggotanya supaya anak-anak tanpa terkecuali termasuk anak berkebutuhan khusus dapat memperoleh pelayanan pendidikan secara memadai dan tanpa diskriminasi. Sebagai upaya dari tindak lanjut deklarasi kampanye yang diadakan di Bangkok sebelumnya, pada tahun 1994 pun diselenggarakan sebuah konvensi pendidikan di Salamanca, Spanyol. Dalam konvensi pendidikan tersebut mencetuskan bahwa pendidikan inklusif sangat diperlukan, yang selanjutnya dikenal dengan âThe Salamanca statement on inclusive educationâ. Berhubung negara-negara di dunia telah berusaha mengembangkan pendidikan inklusif, maka Indonesia juga turut melakukannya. Pada tahun 2004, pemerintah Indonesia menyelenggarakan konvensi nasional dan menghasilkan sebuah Deklarasi Bandung yang mana berisikan bahwa Indonesia berkomitmen untuk menuju pendidikan inklusif. Disusul pada tahun selanjutnya, diadakan sebuah simposium internasional di Bukittinggi hingga menghasilkan sebuah Rekomendasi Bukittinggi. Dalam rekomendasi tersebut berisikan banyak hal, antara lain adalah menekankan perlunya untuk mengembangkan program pendidikan inklusif sebagai salah satu cara menjamin anak-anak memperoleh pendidikan dan pemeliharaan secara berkualitas dan layak. Implikasi Manajerial Pendidikan Inklusif Sebuah sekolah reguler yang menerapkan program pendidikan inklusif ini, akan berimplikasi atau melibatkan dalam hal-hal berikut Sekolah reguler akan menyediakan kondisi kelas yang ramah, hangat, sekaligus menerima adanya keanekaragaman dan menghargai perbedaan dari para peserta didiknya. Sekolah reguler harus siap untuk mengelola kelas yang heterogen, yakni dengan menerapkan kurikulum dan pembelajaran bersama. Guru yang mengajar di kelas harus menerapkan pembelajaran yang interaktif. Guru dituntut melibatkan orang tua dalam proses penyelenggaraan pendidikannya. Tujuan Pendidikan Inklusif Pendidikan inklusif ini diselenggarakan di Indonesia tidak hanya semata-mata karena negara lain juga melakukannya, tetapi dengan adanya tujuan-tujuan yang berpengaruh pada rakyat Indonesia, yakni Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus supaya dapat mengakses pendidikan yang layak sesuai kebutuhannya. Membantu mempercepat program wajib belajar pendidikan dasar 12 tahun. Membantu meningkatkan mutu dari pendidikan dasar dan menengah, dengan cara menekan angka tinggal kelas dan putus sekolah. Merealisasikan amanat Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pada pasal 31 ayat 1 yang berbunyi âSetiap warga negara berhak mendapatkan pendidikanâ, sementara pada ayat 2 berbunyi âSetiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.â Merealisasikan Undang-Undang No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya pada pasal 5 ayat 1 yang berbunyi âSetiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutuâ. Sementara pada Undang-Undang No 23 Tahun 2002 Pasal 51 tentang Perlindungan Anak, berbunyi âAnak yang menyandang cacat fisik dan atau mental diberikan kesempatan yang sama dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan biasa dan pendidikan luar biasa.â Prinsip Dasar Pendidikan Inklusif Prinsip dasar dalam pendidikan inklusif ini menekankan pada keterbukaan dan penghargaan terhadap anak berkebutuhan khusus. Melalui prinsip dasar ini yang mana berkaitan langsung dengan jaminan akses dan peluang bagi semua anak dalam memperoleh pendidikan tanpa memandang latar belakang kehidupan mereka. Menurut Usman Abu Bakar 2012, terdapat dua prinsip dalam pendidikan, yakni a Prinsip Persamaan Hak Dalam Pendidikan Dalam prinsip ini, pendidikan inklusif mengakomodasikan semua anak supaya mendapatkan pendidikan secara layak, bermutu, dengan menghargai keragaman serta mengakui perbedaan individual. b Prinsip Peningkatan Kualitas Sekolah Dalam prinsip ini, pendidikan inklusif akan selalu berusaha untuk meningkatkan mutu dan kualitasnya secara baik, mulai dari penyediaan sarana dan prasarana, kemampuan guru dan tenaga kependidikan, mengubah pandangan sekolah mengenai kebutuhan anak, melakukan kerjasama dengan institusi lain sebagai rekan untuk meningkatkan kualitas sekolah, hingga mewujudkan sekolah yang ramah anak. Sementara itu, dalam buku berjudul Modul Pelatihan Pendidikan Inklusif yang ditulis oleh Kementerian Pendidikan Nasional sebagai kerjasama dengan pemerintah Australia melalui Australia-Indonesia Partnership, menjelaskan bahwa terdapat lima prinsip dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif, yakni sebagai berikut a Prinsip Pemerataan dan Peningkatan Mutu Dalam prinsip ini menjadi salah satu upaya pemerataan kesempatan guna memperoleh pendidikan karena melalui sekolah penyelenggara pendidikan inklusif, sejumlah anak berkebutuhan khusus tidak terjangkau oleh Sekolah Luar Biasa. b Prinsip Kebutuhan Individual Berhubung setiap anak memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda-beda, maka pendidikan harus diusahakan untuk menyesuaikan dengan kondisi anak. c Prinsip Kebermaknaan Pendidikan inklusif harus menciptakan dan menjaga komunitas kelas yang ramah, menerima keanekaragaman, dan menghargai perbedaan. Prinsip ini menghendaki supaya keberadaan pendidikan inklusif ini tidak ada pihak yang dirugikan. d Prinsip Keberlanjutan Pendidikan inklusif harus diselenggarakan secara berkelanjutan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah akhir. e Prinsip Keterlibatan Dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif, harus melibatkan semua komponen yang terkait. Terutama dengan berkolaborasi pada sesama guru dan non-guru guna mendapatkan kualitas pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Pro dan Kontra Pendidikan Meskipun pendidikan inklusif ini telah diakui di seluruh dunia sebagai upaya mempercepat pemenuhan hak pendidikan bagi setiap anak, tetapi ternyata keberadaannya justru menimbulkan pro dan kontra. Nah, berikut adalah pro dan kontra dari pendidikan inklusif. Pro Pendidikan Belum terdapat bukti yang kuat bahwa Sekolah Luar Biasa merupakan satu-satunya sistem terbaik untuk memenuhi pendidikan anak berkebutuhan khusus. Biaya penyelenggaraan pendidikan inklusif ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan sekolah reguler. Dari penyelenggaraan Sekolah Luar Biasa, berimplikasi atas adanya labelisasi bahwa anak-anak yang masuk sekolah tersebut adalah anak cacatâ sehingga banyak masyarakat yang tidak mau menyekolahkan anaknya ke sekolah tersebut. Banyak anak-anak berkebutuhan khusus yang tinggal di daerah-daerah tidak dapat bersekolah di Sekolah Luar Biasa dengan alasan jaraknya yang jauh dan biaya yang tidak terjangkau. Melalui pendidikan inklusif, akan terjadi proses edukasi kepada masyarakat mengenai bagaimana menghargai perbedaan yang ada. Banyak bukti di sekolah reguler, bahwa terdapat anak berkebutuhan khusus yang tidak mendapatkan layanan secara sesuai. Kontra Pendidikan Banyak orang tua yang anaknya tidak ingin bersekolah di sekolah reguler. Banyak sekolah reguler yang belum memiliki persiapan secara penuh dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif, sebab berkaitan dengan sumber daya yang terbatas. Sekolah Luar Biasa dianggap lebih efektif untuk diikuti oleh anak-anak yang berkebutuhan khusus. Nah, itulah ulasan mengenai apa itu inklusif dan penerapannya pada konsep sistem pendidikan yang ada di seluruh dunia, terutama di Indonesia. Apakah Grameds pernah melihat bagaimana sistem pendidikan inklusif ini berjalan? Baca Juga! Pengertian Pendidikan Inklusif dan Perbedaannya dengan Eksklusif Apa Itu Administrasi Pendidikan? Pengertian Musyawarah Mufakat dan Nilai-Nilai yang Terkandung di Dalamnya Rekomendasi Buku Tentang Pendidikan Cara Menghormati dan Menghargai Guru Tujuan dan Manfaat Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA Tujuan dan Jenis Pendidikan Nasional Arti dan Prinsip Bhinneka Tunggal Ika Tujuan Pembangunan Nasional dan Perkembangannya di Indonesia ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Implementasi Bhinneka Tunggal Ika â Implementasi Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan bernegara. Setelah kita fahami konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika, maka langkah selanjutnya adalah bagaimana konsep, prinsip dan nilai yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika ini diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. A. Perilaku inklusif. Di depan telah dikemukakan bahwa salah satu prinsip yang terkandung dalam Bhinneka Tunggal Ika adalah sikap inklusif. Dalam kehidupan bersama yang menerapkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika memandang bahwa seseorang baik sebagai individu atau kelompok masyarakat merasa dirinya merupakan bagian dari kesatuan masyarakat yang lebih luas. Betapapun besar dan penting kelompoknya dalam kehidupan bersama tetapi tidak memandang rendah dan menyepelekan kelompok yang lain, masing-masing memiliki peran yang bermakna dan tidak dapat diabaikan dalam kehidupan bersama. B. Mengakomodasi sifat pluralistik Bangsa Indonesia sangat pluralistik ditinjau dari keragaman agama yang dipeluk oleh masyarakat, aneka adat budaya yang berkembang di daerah, suku bangsa dengan bahasanya masing-masing, dan menempati ribuan pulau yang terpisah-pisah. Tanpa memahami makna pluralistik dan bagaimana cara mewujudkan persatuan dalam keanekaragaman secara tepat, akan dapat dengan mudah terjadi disintegrasi bangsa. Sifat toleran, saling menghormati, mendudukkan masing-masing pihak sesuai dengan peran, harkat dan martabatnya secara tepat, tidak memandang remeh pada pihak lain, apalagi menghapus eksistensi kelompok dari kehidupan bersama, merupakan syarat bagi lestarinya negara-bangsa Indonesia. Kerukunan hidup perlu dikembangkan dengan sepatutnya. Suatu contoh sebelum terjadi reformasi, di Ambon berlaku suatu pola kehidupan bersama yang disebut pela gandong, suatu pola kehidupan masyarakat yang tidak melandaskan diri pada agama, tetapi semata-mata pada kehidupan bersama dalam wilayah tertentu. Pemeluk berbagai agama hidup sangat rukun, bantu membantu dalam kegiatan yang tidak bersifat ritual keagamaan. Mereka tidak membedakan suku-suku yang berdiam di wilayah tersebut, dan sebagainya. Sayangnya dengan proses reformasi yang mengusung kebebasan, pola kehidupan masyarakat yang demikian ideal ini nampak menjadi lemah. C. Tidak mencari menangnya sendiri Menghormati pendapat pihak lain, dengan tidak beranggapan bahwa pendapatnya sendiri yang paling benar, dirinya atau kelompoknya yang paling hebat perlu diatur dalam menerapkan Bhinneka Tunggal Ika. Dapat menerima dan memberi pendapat merupakan hal yang harus berkembang dalam kehidupan yang beragam. Perbedaan ini tidak untuk dibesar-besarkan, tetapi dicari titik temu. Bukan dikembangkan divergensi, tetapi yang harus diusahakan adalah terwujudnya konvergensi dari berbagai keaneka-ragaman. Untuk itu perlu dikembangkan musyawarah untuk mencapai mufakat. D. Musyawarah untuk mencapai mufakat Dalam rangka membentuk kesatuan dalam keanekaragaman diterapkan pendekatan âmusyawarah untuk mencapai mufakat.â Bukan pendapat sendiri yang harus dijadikan kesepakatan bersama, tetapi common denominator, yakni inti kesamaan yang dipilih sebagai kesepakatan bersama. Hal ini hanya akan tercapai dengan proses musyawarah untuk mencapai mufakat. Dengan cara ini segala gagasan yang timbul diakomodasi dalam kesepakatan bersama. Tidak ada yang menang tidak ada yang kalah. E. Dilandasi rasa kasih sayang dan rela berkorban Dalam menerapkan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara perlu dilandasi oleh rasa kasih sayang. Saling mencurigai harus dibuang, saling mempercayai harus dikembangkan. Hal ini akan berlangsung apabila pelaksanaan Bhinneka Tunggal Ika diterapkan dengan ungkapan âleladi sesamining dumadi, sepi ing pamrih, rame ing gawe.â Artinya eksistensi kita di dunia adalah untuk memberikan pelayanan kepada sesama, bekerja keras tanpa kepentingan pribadi atau golongan. Bila setiap warganegara memahami makna Bhinneka Tunggal Ika dan mau mengimplementasikan secara tepat dan benar, maka Negara Kesatuan Republik Indonesia akan tetap utuh, kokoh dan bersatu selamanya.[] Penulis Soeprapto Ketua LPPKB
Daftar Isi Apa Itu Inklusif? Inklusif dalam Masyarakat Manfaat Sikap Perilaku Inklusif dalam Masyarakat Perbedaan Inklusif dan Eksklusif Contoh Sikap Perilaku Inklusif dalam Masyarakat Hal yang Dilakukan Pemimpin Inklusif 1. Berkomitmen 2. Sadar Bias 3. Rasa Ingin Tahu Tinggi 4. Berani 5. Berkolaborasi 6. Kecerdasan Budaya Apa Itu Pendidikan Inklusif? Peran Orang Tua dalam Pendidikan Inklusif Inklusif, atau inclusion dalam bahasa Inggris, adalah sikap mengajak masuk atau mengikutsertakan. Inklusif juga bisa memiliki arti memahami sesuai sudut pandang orang atau kelompok lain dengan latar belakang yang inklusif sendiri sering disematkan pada kehidupan bermasyarakat dan dunia pendidikan. Sebenarnya apa itu inklusif? Berikut penjelasan lengkap beserta contoh sikap dan Itu Inklusif?Inklusif diserap dari bahasa Inggris 'inclusion' yang memiliki arti mengajak masuk atau mengikutsertakan golongan lain yang beragam. Mengutip Dinar Westri Andini dan kawan-kawan dalam buku Pengembangan Kurikulum dan Implementasi Pendidikan Inklusi di Sekolah Dasar, pengertian inklusif digunakan sebagai suatu pendekatan untuk membangun dan mengembangkan lingkungan yang terbuka bagi semua orang dengan berbagai latar belakang. Perbedaan latar belakang tersebut mencakup karakteristik, kemampuan, status, kondisi, etnik, budaya, ekonomi, dan sebagainya. Inklusif berarti membuka kesempatan yang sama bagi semua orang tersebut untuk mendapatkan hak dan menjalankan kewajiban secara dunia pendidikan, istilah pendidikan inklusif merujuk pada penyatuan anak-anak penyandang jenis hambatan tertentu atau berkelainan dalam program pendidikan formal. Tujuannya agar anak-anak berkebutuhan khusus ini mendapatkan pendidikan yang sama seperti anak-anak dalam MasyarakatIstilah inklusif juga digunakan dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Masyarakat yang inklusif adalah masyarakat yang mampu menerima berbagai bentuk keberagaman dan keberadaan. Mengutip situs Dinsos Kabupaten Buleleng, keberagaman dan keberbedaan itu diakomodasi ke dalam berbagai tatanan maupun infrastruktur yang ada dalam kehidupan itu, inklusivitas adalah sebuah pengakuan dan penghargaan atas keberadaan atau eksistensi keberbedaan dan keberagaman. Sebagai contoh penyandang disabilitas atau orang berkebutuhan khusus harus diperlakukan secara setara, tidak diskriminatif dan semena-mena, serta mendapatkan penghormatan dan Sikap Perilaku Inklusif dalam MasyarakatPerilaku inklusif dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat. Sebab, sikap perilaku ini menimbulkan berbagai manfaat. Mengutip Sumber Belajar Kemdikbud, berikut manfaat dari sikap perilaku inklusif dalam perbedaan, sehingga memupuk persaudaraanMemperkuat modal sosial dan pengembangan jaringanMemupuk masyarakat yang terbuka dan saling menghargaiMengedepankan budaya musyawarah dalam memecahkan persoalanTerciptanya ketentraman dan kedamaianTerhindar dari pertikaian atau perpecahanPerbedaan Inklusif dan EksklusifSeperti sudah dijelaskan sebelumnya, inklusif merupakan serapan kata bahasa Inggris 'inclusion' yang memiliki arti mengajak masuk atau mengikutsertakan. Kata ini menggambarkan tindakan di mana keberagaman dan keberbedaan diterima secara setara dan diperlakukan itu, mengutip situs Dinas Sosial Riau, lawan katanya adalah eksklusif yang berasal dari kata 'exclusion' yang berarti sikap memisahkan atau mengeluarkan. Kata ini biasanya menggambarkan suatu golongan atau kelompok dengan ciri-ciri khusus yang sama dan memisahkan diri dari kelompok dengan ciri-ciri Sikap Perilaku Inklusif dalam MasyarakatBagaimana sikap dan perilaku inklusif diterapkan dalam masyarakat sehari-hari? Berikut contohnya, mengutip situs Desa Inklusi dari Yayasan membangun jalan dan lingkungan yang ramah anak, difabel, orang tua, dan kelompok masyarakat lainnya yang bertanggung jawab mengupayakan ketersediaan layanan dan sarana bagi semua masyarakat, beserta kemudahan terbuka pada perbedaan ras, suku, agama, dan ideologi dalam lingkungan tetangga, sekolah, dan peran sesuai kapasitas masing-masing dan tidak mengecilkan orang lain dengan peran berbeda, karena pada akhirnya semua saling yang Dilakukan Pemimpin InklusifUntuk membentuk masyarakat yang inklusif, dibutuhkan pemimpin yang bersikap inklusif juga. Pemimpin inklusif adalah sosok pemimpin yang sadar akan bias yang dimiliki dirinya sendiri, kemudian berupaya aktif mencari dan mempertimbangkan setiap sudut pandang yang berbeda untuk mengambil hal-hal yang perlu dilakukan oleh seorang pemimpin agar memiliki sikap perilaku inklusif, dilansir situs SDGs Youth BerkomitmenPemimpin inklusif memiliki komitmen terhadap keberbedaan dan keberagaman. Ia memperlakukan semua yang dipimpinnya secara adil dan hormat, memahami bahwa setiap individu memiliki keunikan tersendiri, dan memastikan semuanya terlibat dalam memecahkan Sadar BiasPemimpin inklusif menyadari bahwa dirinya sendiri memiliki bias dalam berpikir. Kesadaran itu membuatnya terbuka pada berbagai saran dan umpan balik yang disampaikan berbagai pihak untuk melengkapi kelemahannya. Pemimpin inklusif juga tidak segan mengakui kesalahan dan Rasa Ingin Tahu TinggiPemimpin inklusif memiliki keingintahuan yang tinggi dan terbuka pada berbagai ide dan sudut pandang yang berbeda. Pemimpin dengan sifat ini mampu mendengarkan opini pihak lain tanpa cepat-cepat BeraniPerbedaan sering kali menimbulkan konflik. Namun, pemimpin inklusif berani untuk menghadapi perbedaan tersebut, bahkan mewadahinya agar justru dapat berkolaborasi menghasilkan sesuatu yang positif. Ia menciptakan ruang seluas-luasnya agar setiap kelompok dapat berkontribusi secara BerkolaborasiMenyambung sikap sebelumnya, pemimpin inklusif mengedepankan kolaborasi dalam setiap pengambilan keputusan dan kerjanya. Dia tidak bekerja sendiri atau mengambil semua kredit untuk dirinya sendiri, tetapi juga melibatkan pihak lain. Pemimpin inklusif mengutamakan soliditas Kecerdasan BudayaPemimpin inklusif pasti memiliki kecerdasan budaya, atau menyadari dan memperhatikan perbedaan budaya orang lain kemudian beradaptasi Itu Pendidikan Inklusif?Mengutip Olifia Rombot dalam jurnal Pendidikan Inklusif PGSD Binus, pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik dengan kelainan dan memiliki potensi kecerdasan serta bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan dan pembelajaran yang sama dengan peserta didik pada inklusif diselenggarakan dengan dasar dari UUD 1945 Pasal 32 ayat 1 yang menyatakan bahwa setiap warga berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang Orang Tua dalam Pendidikan InklusifOrangtua memiliki peran penting dalam terselenggaranya pendidikan inklusif bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Dilansir situs Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Buleleng, berikut peran yang dijalankan orangtua dalam pendidikan pendamping utama dalam membantu tercapainya tujuan pendidikan advokat yang mengusahakan dan menjaga hak anak dalam mendapatkan layanan pendidikan inklusif sesuai sumber data yang akurat mengenai diri anak dalam usaha memfasilitasi pendidikan guru yang mendidik anak di luar jam penentu karakteristik dan jenis terapi anak di luar jam demikian penjelasan lengkap tentang inklusif dan pendidikan inklusif. Menurut detikers, bagaimana pendidikan dan kehidupan bermasyarakat di sekitar Anda saat ini? Apakah sudah inklusif? Selamat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari! Simak Video "Tenda Pelantikan P3K Pemkab Tasik Roboh, Peserta Berhamburan" [GambasVideo 20detik] des/fds
sebutkan penerapan perilaku inklusif di lingkungan masyarakat